Ngawinews.com, Ngawi — Sepasang pengantin asal Ngawi, Jawa Timur, viral di media sosial karena menggelar pernikahan dengan biaya resepsi hanya Rp1 juta. Pasangan tersebut adalah Ribut Ariyanto (40) dan Siti Fatonah (29), yang menikah pada 21 April 2025 lalu.
Kisah mereka mencuat usai diunggah oleh akun TikTok @_hardy_shop dalam video berdurasi 25 detik. Video itu memperlihatkan momen sederhana pernikahan yang digelar di rumah kayu tanpa sentuhan makeup artist, dekorasi, maupun fotografer.
Dalam video terlihat pengantin wanita mengenakan kebaya oranye dan rok batik, sementara mempelai pria memakai setelan jas dan peci hitam. Mereka berjalan ke tempat resepsi sederhana yang ditata di dalam rumah.
Hardi, paman dari Ribut Ariyanto, menyebutkan bahwa keluarga menangani seluruh kebutuhan acara. Mereka memasak bersama menu konsumsi berupa soto ayam, dan mengurus KUA dengan biaya hanya Rp200 ribu.
“Berapa ya, sekitar Rp 1 juta mungkin,” kata Hardi.
Menurut Hardi, Siti mengembalikan maskawin senilai Rp100 ribu yang diberikan saat akad kepada suaminya karena ada kebutuhan penting yang harus diselesaikan oleh mempelai pria.
“Maskawin kemarin diserahkan kembali ke suami karena ada keperluan penting,” tutur Hardi.
Lebih lanjut, Hardi menjelaskan bahwa alasan pengembalian maskawin itu berkaitan dengan kondisi keuangan keluarga. Setelah pernikahan berlangsung, terungkap bahwa mempelai pria masih memiliki utang.
“Untuk bayar utang suami karena keadaan ekonomi kekurangan,” jelasnya.
Pasangan Ribut dan Siti sendiri telah sepakat untuk menikah secara sederhana. Ribut bekerja sebagai kuli bangunan di proyek, sedangkan istrinya adalah buruh tani.
“Kedua mempelai sudah saling sepakat untuk acara resepsi sangat jauh dari sederhana tanpa melibatkan jasa artist dan fotografer,” ujarnya.
Video pernikahan tersebut mendapat respons luar biasa dari warganet. Hingga saat ini, lebih dari 500 ribu orang sudah menonton video itu dan lebih dari 1.300 komentar terkumpul di TikTok.
Netizen memberikan beragam komentar positif, mendoakan pasangan pengantin tetap langgeng dan saling mendukung di tengah keterbatasan. Banyak yang menganggap kisah mereka menyentuh dan menginspirasi.
Suasana resepsi pun tampak sangat sederhana. Kedua mempelai duduk di kursi plastik, mengenakan sandal, dan makan bersama tanpa keramaian berlebih, namun tetap penuh haru dan kehangatan.
Pernikahan sederhana seperti ini memberi pesan kuat tentang esensi pernikahan yang tidak harus mewah. Yang terpenting adalah niat dan komitmen membangun rumah tangga. (HAR)
