Ngawinews.com, Ngawi – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menargetkan peningkatan luas tanam tembakau hingga 2.000 hektare pada musim kemarau tahun 2025. Target ini mengalami kenaikan dibanding tahun 2024 yang tercatat seluas 1.702 hektare.
Target tersebut dirancang sebagai upaya mendorong produktivitas sektor pertanian khususnya tanaman tembakau yang cocok ditanam saat musim kemarau. Selain itu, animo petani di wilayah Ngawi terhadap budidaya tembakau juga dinilai terus mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari kondisi cuaca di Ngawi yang dinilai cukup ideal untuk pertumbuhan tembakau. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari dan minim curah hujan, yang biasanya terjadi sepanjang musim kemarau.
“Target luas tanam tembakau di Kabupaten Ngawi pada kemarau tahun 2025 mencapai 2.000 hektare. Target tersebut naik dari tahun lalu yang mencapai 1.700 hektare,” ujar Hendro Budi Suryawan, Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura DKPP Kabupaten Ngawi.
Tingginya minat petani untuk menanam tembakau juga dipengaruhi oleh harga jual hasil panen yang kompetitif. Harga daun tembakau rajang kering pada musim panen sebelumnya mencapai kisaran Rp30.000 hingga Rp50.000 per kilogram.
“Bahkan, tahun lalu hasil panen tembus harga hingga Rp52.000 per kilogram untuk kualitas daun tembakau yang bagus,” ucap Hendro Budi Suryawan.
DKPP Kabupaten Ngawi menyatakan mendukung penuh para petani untuk menanam tembakau saat musim kemarau. Budidaya tembakau juga dianggap bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah setelah panen padi.
“Selain untuk memutus rantai penyebaran hama dan meningkatkan kesuburan tanah setelah tanam padi, petani juga lebih untung saat menanam tembakau jika dibandingkan tanaman pangan lain yang banyak membutuhkan irigasi,” tambah Hendro Budi Suryawan.
Pemantauan langsung oleh tim DKPP menunjukkan bahwa sejumlah petani telah mulai menanam tembakau sejak awal Mei 2025. Wilayah seperti Kecamatan Jogorogo, Kendal, Sine, dan Ngrambe menjadi lokasi awal penanaman.
“Biasanya kami mulai melakukan sosialisasi penanaman tembakau ke petani pada awal Juni nanti dengan harapan September sudah bisa dipanen,” terang Hendro Budi Suryawan.
Berdasarkan data yang dihimpun DKPP, luas tanam tembakau di Ngawi menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2023, luas lahan tanam tembakau hanya mencapai 1.400 hektare.
Adapun pada 2024, luas tanam tersebut meningkat menjadi 1.702 hektare. Dengan tren tersebut, DKPP optimistis target 2.000 hektare pada 2025 bisa tercapai.
Sentra produksi tembakau tersebar di beberapa kecamatan seperti Karangjati, Pangkur, Padas, dan Bringin. Selain itu, wilayah rintisan seperti Jogorogo, Kendal, Sine, dan Ngrambe juga mulai menunjukkan perkembangan signifikan dalam penanaman tembakau. (HAR)